Yahoo Cari Web

Hasil Pencarian

  1. Jul 30, 2021 · KOMPAS.com - Konflik Sampit adalah kerusuhan antaretnis yang terjadi di Sampit pada awal Februari 2001. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura.

  2. Aug 29, 2023 · KOMPAS.com - Tahun 2001 akan selalu diingat sebagai masa kelam dalam sejarah Indonesia, khususnya untuk Kota Sampit di Pulau Kalimantan. Pada tahun itu, terjadi konflik berdarah antara masyarakat Suku Dayak dan Madura. Tragedi ini kemudian juga dikenal sebagai Konflik Sampit.

  3. KOMPAS.com - Konflik Sampit merupakan salah satu peristiwa berdarah yang terjadi pada tahun 2001 silam. Kerusuhan tersebut terjadi di Sampit yang berstatus sebagai Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Akibat dari konflik Sampit, sebanyak 600 orang lebih dilaporkan meningga dunia.

  4. According to local accounts, gangs of recently-arrived Madurese rode around Sampit in trucks shouting “Death to the Dayaks”. Hundreds of Dayaks fled the town or sought refuge in churches. As the news spread, Dayaks returned to Sampit in force to take revenge. Six people were killed.

  5. Feb 18, 2021 · (Liputan6.com/Ola Keda) Liputan6.com, Jakarta - Malam di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, baru saja beranjak. Minggu dinihari, 18 Februari 2001, tepat pukul 01.00 WIB, sekelompok warga Dayak menyerang rumah seorang warga Madura bernama Matayo di Jalan Padat Karya.

  6. Feb 18, 2024 · TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu akar masalah utama di balik tragedi Kerusuhan Sampit adalah persaingan atas sumber daya alam dan tanah antara suku Dayak yang merupakan penduduk asli Kalimantan dengan para imigran suku Madura yang datang ke daerah tersebut untuk mencari penghidupan baru.

  7. Jun 27, 2001 · Long-simmering tensions between indigenous Dayaks and immigrant Madurese suddenly exploded in the town of Sampit, Central Kalimantan, in the middle of February 2001. Within days, isolated killings perpetrated by both sides had developed into a one-sided massacre of Madurese by enraged Dayaks.