Hasil Pencarian
Feb 14, 2018 · Bagikan. Ilustrasi Soeharto dan Siti Hartinah. tirto.id - Pada subuh hari Minggu, 28 April 1996, Siti Hartinah mendadak kena serangan jantung. Ia kesulitan bernapas sehingga harus dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto. Presiden Soeharto, suaminya, bersama kedua anaknya, Tommy dan Sigit, ikut mendampingi ke rumah sakit.
Lihat profil Siti Hartinah di LinkedIn, komunitas profesional terbesar di dunia. Siti mencantumkan 5 pekerjaan di profilnya. Lihat profil lengkapnya di LinkedIn dan temukan koneksi dan pekerjaan Siti di perusahaan yang serupa.
Suharto, Siti (1923–1996)First lady of Indonesia. Name variations: Ibu Tien. Born Siti Hartinah in Solo, Central Java, on August 23, 1923; died of a heart attack at the military hospital in Jakarta on April 28, 1996; marriage arranged by family to General Thojib N.J. Suharto (later president of Indonesia), in 1947; children: three daughters and three sons, including daughter Siti Hardiyanti ...
Lihat profil Siti Hartinah di LinkedIn, komunitas profesional yang terdiri dari 1 miliar anggota. Research & Development | Lab Analyst | Quality Control · Bachelor of Chemistry from Diponegoro University with experience as Research and Development, Quality Control Inspector, and Lecturer Research Assistant.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Keep calm · I am an energetic person and eager to learn new skills. Highly dedicated and interested in pharmaceutical research and industry. Results oriented and proactive in addressing and resolving problems. · Pengalaman: PT. Ferron Par Pharmaceutical · Pendidikan: Universitas Gadjah Mada (UGM) · Lokasi: Sleman · 71 koneksi di LinkedIn. Lihat profil Siti Hartinah di LinkedIn, komunitas ...
Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah terlaksana pada tanggal 26 Desember tahun 1947 dan dilaksanakan di Solo. Sebenarnya, Soeharto dan Siti Hartinah saat di Wuryantoro sudah saling mengenal satu sama lain sejak masih anak-anak. Soeharto termasuk orang yang pemberani bahkan ia pernah dipuji oleh Siti Hartinah karena keberaniannya itu.
