Yahoo Cari Web

Hasil Pencarian

  1. Jenderal Besar TNI ( Purn.) H. M. Suharto, ( Hanacaraka: ꦯꦸꦲꦂꦠ; IPA: /suːˈhɑːrtɔ/) ( ER, Ejaan Lama: Soeharto; diranakakan 8 Juni 1921 – habis umur 27 Januari 2008 pas umur 86 tahun) tu presiden kadua Indunisia nang manjabat dari tahun 1967 sampai 1998, manggantikan Sukarno. Di dunia Intirnasional, tarutama di dunia Barat ...

  2. korupedia.ti.or.id › hakim-agung › suhartoSuharto – Korupedia

    Suharto lahir pada tanggal 13 Juni 1960 di Madiun. Pada tahun 1984, Suharto lulus dari fakuitas hukun Universitas Jember. Beliau kemudian melanjutkan pendidikan S2 hukumnya di Univesrsitas Merdeka Malang dan lulus pada tahun 2003. Suharto mengawali karirnya di lembaga peradilan sebagai CPNS Calon Hakim pada Pengadilan Negeri (PN) Madiun pada ...

  3. Sunarto (hakim) Yang Mulia Prof (HC) Dr. H. Sunarto, S.H., M.H. (lahir 11 April 1959) adalah Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Yudisial yang menjabat sejak 3 April 2023. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Non Yudisial menjabat sejak 23 Mei 2018 hingga 3 April 2023. [3]

  4. B. J. Habibie. Aachen University ( Dipl.-Ing. and Dr.-Ing.) Bacharuddin Jusuf Habibie ( Indonesian: [baxaˈrudːin ˈjusuf haˈbibi] ⓘ, 25 June 1936 – 11 September 2019) was an Indonesian politician, engineer and scientist who served as the third president of Indonesia from 1998 to 1999.

  5. Mar 27, 2024 · After Suharto became president, Williams moved to Jakarta. He was given a house in Jalan Waringin, Central Jakarta, by the president, who lived with his family on the street behind, Jalan Cendana.

  6. SUHARTO. General Suharto (1921–2008) was one of the longest ruler dictators of the 20th century. He ruled Indonesia for 32 years. After Zaire's Mobutu fell in 1997, only Fidel Castro was a dictator longer. When Suharto retired in 1998, he was the only president 65 percent of the population of Indonesia had ever known.

  7. Jun 16, 2008 · Instead, Suharto, reacted quickly to contain the attempted coup in progress and in the aftermath orchestrated a political agreement that sidelined Sukarno. If Suharto's rise to political power was still quiet and unexpected, his first overt and carefully managed public display of political acumen came at Lubang Buaya.

  1. Orang-orang juga mencari