Yahoo Cari Web

Hasil Pencarian

  1. Abdul Haris Nasution (3 Desember 1918 – 6 September 2000) adalah seorang jenderal berpangkat tinggi dan politikus Indonesia. Ia bertugas di militer selama Revolusi Nasional Indonesia dan ia tetap di militer selama gejolak berikutnya dari demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin.

  2. Abdul Haris Nasution (Old Spelling: Abdoel Haris Nasution; 3 December 1918 – 6 September 2000) was a high-ranking Indonesian general and politician. He served in the military during the Indonesian National Revolution and he remained in the military during the subsequent turmoil of the Parliamentary democracy and Guided Democracy .

  3. Feb 5, 2018 · Sesudah reorganisasi Angkatan Darat pada tahun 1958, Abdul Haris Nasution diangkat sebagai Menteri Keamanan Nasional/KSAD dengan pangkat letnan jenderal sampai saat Indonesia kembali ke UUD 1945 dan lahirnya Demokrasi Terpimpin.

  4. Sep 21, 2023 · Biografi Jenderal Abdul Haris Nasution atau yang sering disebut sebagai AH Nasution diwarnai kisah perjuangan dan pengabdian. Sebelum berpangkat tinggi di kemiliteran, AH Nasution diketahui pernah mengabdi sebagai guru bergaji kecil di Sumatera.

  5. Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution adalah salah satu figur penting dalam sejarah Indonesia sepanjang karir militernya pada masa kemerdekaan dan sepanjang pemerintahan Orde Lama. Ia terkenal atas dua hal: pertama, sebagai perwira militer tertinggi kedua dalam Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949) setelah Jenderal Besar Soedirman.

  6. Museum Nasional Jenderal Besar Dr. A.H. Nasution diresmikan pada hari Rabu, 3 Desember, 2008 sore (bertepatan dengan hari kelahiran Pak Abdul Haris Nasution), oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Museum seluas 2.000 meter persegi tersebut, merupakan prasasti hidup dan kehidupan Jenderal Besar A.H. Nasution dan keluarga.

  7. Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution adalah seorang jenderal berpangkat tinggi dan politikus Indonesia. Ia bertugas di militer selama Revolusi Nasional Indonesia dan ia tetap di militer selama gejolak berikutnya dari demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin.